Rabu, 15 Juni 2011

KONTEKS SOSIAL TEORI SOSIOLOGI

Ada yang umumnya dikemukakan orang dalam bentuk pertanyaan "apa gunanya teori dan mana faktanya?. Kalau tidak ada fakta yang kuat seringkali ide lalu menjadi tidak karuan apa artinya teori tanpa fakta. Fakta tidak selalu jelas maka teori yang dapat membantu untik menginterpretasikan dan menilai, dimana suatu teori yang baik dapat membantu untuk memahami fakta, menjelaskan dan memberikan ramalan yang valid.
Dalam kehidupan sosial ada penerapan istialah-istilah sosiologis serta ide-ide pada peristiwa-peristiwa yang terjadi. Diantaranya yang diperkenalkan oleh para ahli teori klasik seperti Durkheim, Weber, dan Spencer dan juga para ahli modern seperti Merton, dan Parson.
Para ahli zaman klasik dimana sosiologi lebih dihubungkan dengan usaha pribadi, sedangkan para ahli modern menganggap perorangan tidak lagi bersifat dominan. Pada umumnya teori sosial dapat diklasifikasikan menurut tingkatan anlisa seperti pola-pola budaya, struktur sosial, dan hubungan antar pribadi.
Sosiologl pertamakali diperkenalkan oleh August Comte, dengan bukunya the course of positive philosophy yang diterbitkan pada tahun 1830 dan 1842 yang mencerminkan suatu komitmen yang kuat terhadap metode ilmiah. Metode ini harus diterapkan untuk menemukan hukum-hukum alam yang mengatur gejala-gejala sosial.
Pada awal abad ke-19, metode ilmiah mengalami kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan fisik. Satu hasil dari pertumbuhan sikap ilmiah itu asalah dorongan untuk perkembangan teknologi. Ilmu pengetahuan membuktikan manfaatnya dalam merangsang perkembangan teknologi baru.
Para ahli teori sosial memberikan perhatian pada perubahan sosial, diantaranya Daniel Bell yang menganalis munculnya masyarakat pasca-industri. Sumber-Sumber Sejarah dalam teori sosiologl dapat kita lihat secara umum sebagai berikut:
1. Politik ekonomi Laissez-Faire ala skotlandia-Inggris dan Utilitarianisme Inggris.
Teori ini bersifat Individualistik dan memandang manusia itu pada dasarnya bersifat rasional, selalu menghitung dan mengadakan pilihan yang dapat memperbesar kesenangan pribadi dan menekan biaya.
2. Positivisme Prancis Sesudah Revolusi
Pendekatan ini diwakili oleh St Simon dan Comte pada awal pertengahan abad ke-19 dan Durkheim pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Positivisme menunjuk terhadap pengetahuan empiris. Menurut pendekatan ini, semua yang kita tahu akhirnya berasal dari pengalaman inderawi/ dara empiris.
3. Historisme Jerman.
Pendekatan ini menekankan perbedaan antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan sosial. Tokohnya Hegel.
4. Pragmatisme Amerika dan Psikologi Sosial
Sumbangan Amerika yakni perkembangan Psikologi sosial, khususnya persfektif interaksionisme symbol. Perkembangan ini dikaitkan dengan aliran Chicago tahun 1920-1930. Satu sifat yang khas dalam mentalitas Amerika adalah bahwa mereka tidak tahan akan ide-ide yang sangat spekulatif, yang tidak mempunyai nilai praktisnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar